SELAMAT DATANG DI PEMUDA PAKARTI`S BLOG

Blog Informasi dan Pendidikan bagi Pemuda dan Remaja baik bagi Anggota dan Umum untuk Bangun Bangsa Dan Negara.

SELAMAT DATANG DI BLOG PEMUDA PAKARTI

PEMUDA PAKARTI ada untuk dapat berbuat sesuatu untuk lingkungan dan pendidikan.

ISTIQOMAH DALAM PERJUANGAN

Walau Keberadaan kami banyak yang tidak suka karena IRI dengan kemajuan dan perkembangannya namun kami tetap Tegar.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 15 November 2014

Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas-PTK 2

P R O P O S A L
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(P T K)
Penyusun : Taufik Ibrahim, S.Pd
 A.    Judul Penelitian
Kolaborasi Media Pepisong dan Model NHT Interaktif Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Perang Dunia II Kelas IX-3 di SMP Negeri 14 Depok.
B.     Sistematika Proposal PTK
 Bab I Pendahuluan
 1.      Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan di Ujian Sekolah pada setiap akhir tahun pelajaran yang juga ikut menentukan predikat kelulusan setiap siswa SMP, karena dari pelajaran IPS tersebut diharapkan siswa mampu meningkatkan kepekaan terhadap masalah-masalah sosial disekitarnya serta mampu menerapkan ilmu yang mereka dapat dalam kehidupan mereka sehari-hari sehingga penguasaan terhadap materi pelajaran IPS perlu mendapat perhatian khusus. Salah satu materi ajar yang perlu mendapat perhatian khusus itu adalah pada bab perang dunia II yang konten materinya begitu banyak jalinan cerita yang bersifat kronologis serta bersifat berurut.
Permasalahannya kondisi siswa di pembelajaran perang dunia II seringkali didominasi oleh kegiatan menulis, mencatat, mendengarkan guru menerangkan, membaca buku. Semua itu adalah aktivitas yang dilakukan oleh otak kiri saja sehingga siswa sering merasa bosan untuk belajar dan kurang memiliki inisiatif untuk aktif secara individu maupun berkelompok.
Problem lainnya juga nampak pada sebuah momen pembelajaran seringkali jika guru memanggil siswa untuk tampil di depan kelas pemandangan yang terjadi nyaris selalu ada dua kondisi yang muncul yaitu ada siswa yang dengan mudah dipanggil maju ke depan kelas, sebaliknya banyak siswa yang selalu sulit untuk memberanikan diri tampil ke depan kelas. Hal lain lagi yang sering terlihat para siswa kurang terkondisi dalam keadaan bahwa tiap individu siswa memiliki peluang yang sama untuk dilibatkan secara aktif, seharusnya tidak melulu para siswa yang pandai saja yang aktif tetapi siswa lainnya pun dapat berperan lebih aktif dari biasanya. Untuk itu perlu dipikirkan model pembelajaran yang memungkinkan semua siswa aktif seperti beberapa model pengelompokkan yang telah banyak kita kenal.
Model pembelajaran yang didominasi oleh guru melalui ceramah-ceramahnya menyampaikan sejumlah informasi/materi pelajaran yang sudah disusun  secara sistematis mengkondisikan siswa dalam tingkat partisipasi yang rendah serta siswa sering berada dalam situasi “tertekan” yang berakibat pada tidak optimalnya pemusatan perhatian pada kemampuan yang harus dikuasainya menjadi rendah termasuk juga aktivitas belajar yang kurang menantang siswa untuk melakukan kerja yang maksimal.  Dan kalau hal ini terus berlanjut maka tujuan pengajaran IPS yang telah disampaikan di atas tidak dapat tercapai.
Selain itu, hal yang menjadi hambatan selama ini adalah pembelajaran IPS oleh guru  seringkali dikemas dengan cara yang konvensional atau tradisional yang selalu melaksanakan rutinitas yang cenderung mengendapkan kreativitas serta seperti menutup mata terhadap perkembangan IPTEK yang sebenarnya memberi kemudahan dalam konteks penyampaian materi pelajaran, namun semua itu seperti terabaikan begitu saja. Dalam hal ini media pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik minat para siswa.
Untuk itulah diperlukan inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mendorong terciptanya pembelajaran IPS dalam hal ini materi perang dunia II yang berkualitas yang berangkat dari pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada siswa.
Atas dasar semua itu, perlu adanya upaya-upaya agar segala hambatan yang selama ini berlaku dapat segera diatasi. Upaya-upaya yang mampu mengkondisikan seluruh siswa dapat aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu cara agar pembelajaran IPS dapat berlangsung dalam suasana aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) berbasis TIK adalah pemanfaatan software Mindjet MindManager Pro 7 untuk menyusun media PEPISONG yang merupakan singkatan dari PEta PIkiran yang masih koSONG sebagai bentuk kegiatan integrasi teknologi dalam pembelajaran yang didukung model pembelajaran berkelompok Number Head Together(NHT) interaktif dengan yang memanfaatkan software SmartNotebook 10.7. Strategi ini disinyalir akan lebih mampu meningkatkan aktivitas sekaligus hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk membuktikan bahwa melalui kolaborasi pemanfaatan media Pepisong dan pengelompokkan model Number Heads Together (NHT) interaktif dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas sekaligus hasil belajar siswa, khususnya pada materi Perang Dunia II di kelas IX-3 SMP Negeri 14 Depok.
2.      Identifikasi Masalah
Berdasarkan situasi di atas, kondisi yang ada saat ini adalah
  1. Pembelajaran IPS didominasi oleh aktivitas otak kiri saja.
  2. Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS.
  3. Partisipasi siswa di pembelajaran IPS masih sangat kurang.
  4. Hasil belajar siswa kurang optimal.
  5. Guru belum kreatif dan cenderung mempertahankan tradisi mengajar konvensional serta cenderung mengabaikan integrasi teknologi dalam pembelajaran.
3Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
  1. Bagaimana menerapkan media pepisong dan NHT interaktif agar dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran perang dunia II di kelas IX-3 SMP Negeri 14 Depok?
  2. Apakah penerapan peta media pepisong dan NHT interaktif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran perang dunia II di kelas IX-3 SMP Negeri 14 Depok?
4. Cara Memecahkan Masalah
Cara pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTK ini, yaitu penerapan   media pepisong dan NHT interaktif. Dengan penerapan ini, diharapkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS akan meningkat.
5. Hipotesis Tindakan
Penelitian ini direncanakan terbagi ke dalam dua siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :
  1. Dengan diterapkan media pepisong dan NHT interaktif dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran perang dunia II di kelas IX-3 SMP Negeri 14 Depok.
  2. Dengan diterapkan media pepisong dan NHT interaktif dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran perang dunia II di kelas IX-3 SMP Negeri 14 Depok.
6. Tujuan PTK
a. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajarn IPS.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
c. Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajarn IPS.
d. Menkondisikan Guru dan siswa untuk mampu mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.
e. Mengoptimalkan potensi otak kanan dan kiri para siswa.
f. Menjadikan guru lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran IPS.
7. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di bidang pendidikan khususnya dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di pembelajaran IPS. Penelitian ini juga berguna:
7.1  Bagi Penulis
Merupakan alat untuk mengembangkan diri sebagai guru yang professional.
7.2  Bagi Siswa
  1. Meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajarn IPS.
  2. Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
  3. Meningkatnya partisipasi siswa dalam pembelajarn IPS.
  4. Optimalnya potensi otak kanan dan kiri para siswa.
7.3  Bagi Guru IPS dan guru lainnya  
  1. Guru mampu mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran.
  2. Guru lebih kreatif dalam mengelola pembelajaran IPS.
  3. Dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran dengan media dan model pengelompokkan yang tepat.
7.4  Bagi Sekolah
  1. Merupakan sumbangsih bagi pengembangan praktek pembelajaran yang inovatif di SMP Negeri 14 Depok.
  2. Memotivasi sekolah untuk lebih meningkatkan layanan terhadap peningkatan mutu para guru di SMP Negeri 14 Depok.
Bab II Kajian Teori
1.      Hakikat Peta Pikiran Kosong
Sebelum dibahas pengertian peta pikiran kosong, perlu dijelaskan disini bahwa peta pikiran (mind map) dalam konteks ini adalah pemanfaatan aplikasi piranti lunak (software) Mindjet MindManager Pro7 untuk membuat peta pikiran. Konsep Mind Map ala Tony Buzan sedikit banyak membutuhkan kemampuan dan waktu untuk menggambar. Dan usaha ini tentunya akan memakan waktu yang tidak sedikit. Namun, dengan aplikasi ini kita tidak perlu khawatir akan hambatan ini sehingga kita dapat bekerja dengan kreatif namun dengan waktu yang relatif singkat.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Minjet MindManager Pro 7 adalah Sebuah aplikasi software yang memberi kemudahan dalam hal pembuatan peta pikiran sehingga peta pikiran yang dihasilkan mampu memudahkan guru untuk meringkas materi ajar secara efektif dan efisien termasuk dalam hal penyampaian materi ajar sedangkan  siswa dapat menyerap materi pelajaran IPS dengan lebih antusias sekaligus mampu memanjakan kesukaan otak siswa yang cenderung menyukai bentuk (simbol) dan warna sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa itu sendiri.
  1. Konsep Mind Map Tony Buzan
Konsep pemetaan pikiran diperoleh dengan menggabungkan antara teks dan gambar dalam sebuah bentuk jaringan sehingga mudah dipahami, menarik dan pastinya mudah diingat.
Sistem ingatan yang diterapkan berdasarkan pada imajinasi dan asosiasi yang mampu menyeimbangkan fungsi otak kiri (OKI) yang short term memory (ingatan jangka pendek) dan otak kanan (OKA) yanglong term memory (ingatan jangka panjang) sehingga memungkinkan sebuah informasi diingat dengan rinci sampai beberapa puluh tahun.
Dalam bukunya “How to Mind Map” Tony Buzan mengungkapkan bagaimana cara otak bekerja. Yakni dengan menggunakan gambar-gambar dengan jaring-jaring penghubungnya. Otak terpicu oleh sebuah kata yang kemudian memunculkan imajinasi berupa gambar. Jaringan informasi yang dilengkapi dengan gambar inilah yang merupakan Mind Map alami yang dirancang oleh otak ketika kita terpicu oleh sebuah kata atau ide. Dengan membuat sistem kerja seperti ini maka kita telah memulai mengembangkan kemampuan berpikir kita dengan cara yang luar biasa.
Tony Buzan menemukan bentuk yang mampu menerjemahkan konsep ingatan imajinasi dan asosiasi tersebut, Tony Buzan menemukan bahwa bentuk alat yang mirip sulur binatang, sederhana dan cantik mampu memberikan kebebasan untuk berpikir dengan rancangan sendiri yang mencerminkan kreativitas dan kecerdasan alami saat proses berpikir sedang berlangsung. Bentuk ini bisa dibuat oleh siapa saja tanpa membutuhkan kemampuan menggambar yang mahir, namun tetap bisa mewakili ide/gagasan yang ingin disampaikan. Interpretasi ide, gagasan dan informasi inilah yang kemudian disebut Mind Map. Tony Buzan mengungkapkan bahwa Mind Map membantu kita untuk belajar, mengatur, menyimpan sebanyak mungkin informasi yang diinginkan, serta mengelompokkan informasi tersebut sehingga memudahkan untuk mendapatkan kembali informasi atas segala hal yang dibutuhkan.
Mind map juga merupakan cerminan dari kemampuan dan proses berpikir alami otak yang sarat dengan gambar. Dengan cara mengungkapkan ide seperti ini, kita melatih otak untuk berpikir secara teratur dan seimbang dengan menggunakan fungsi otak kiri dan kanan.
Mind Map seperti halnya peta jalan yang memberi ringkasan atas sesuatu ide yang luas, mengumpulkan data dan informasi di suatu tempat, menyajikannya dalam bentuk yang menyenangkan untuk dilihat, dibaca dan tentu saja diingat.
Dalam bukunya “Gunakan Kepala Anda”, Tony buzan menjelaskan keunggulan peta pikiran (mind map) jika dibandingkan dengan pembuatan catatan linear, antara lain :
  1. Bagian tengah bersama gagasan utamanya terdefinisi dengan lebih jelas.
  2. Tingkat relatif pentingnya setiap gagasan ditunjukkan dengan jelas. Semakin penting gagasan semakin dekat ke bagian tengah dan semakin tidak penting semakin dekat gagasan tersebut ke bagian pinggir.
  3. Hubungan di antara konsep kata kunci dapat dikenali dengan cepat karena hubungan dan kedekatannya.
  4. Sebagai akibat hal di atas, kemampuan mengingat dan kaji ulang akan lebih efektif dan lebih cepat.
  5. Sifat strukturnya memungkinkan melakukan penambahan informasi baru dengan mudah tanpa mencoret atau menjejalkannya secara tidak rapi, dan lain-lain.
  6. Setiap peta yang dibuat akan terlihat dan berbeda dengan setiap peta lain. Ini akan membantu dalam mengingat.
  7. Dalam bidang pembuatan catatan yang lebih kreatif, seperti penyusunan esai, dan lain-lain, sifat terbuka peta akan memungkinkan otak membuat hubungan yang baru dengan jauh lebih mudah.
  1. Konsep (Lanjutan) Peta Pikiran (Mind Map) Sutanto Windura, BLI*
(*Certified Buzan Licensed Instructor)
1). Pengertian Mind Map
Mind map adalah salah satu sistem yang menggunakan prinsip manajemen otak untuk membuka seluruh potensi dan kapasitas otak yang masih tersembunyi. Kontribusinya dalam membantu siswa belajar secara efektif, efisien, dan menyenangkan sudah terbukti dan mendapatkan pengakuan di seluruh dunia. Walaupun dunia sudah mengakui kehebatan sistem ini, namun di Indonesia, khususnya kalangan dunia pendidikan, Mind Map belum digunakan secara luas.
Mind Map adalah salah satu sistem how to learn yang paling penting dan harus didapatkan paling pertama oleh siswa jika mau menggunakan otaknya secara efektif dan efisien dalam belajar. Penggunaan Mind Map akan menyebabkan proses belajar yang menyenangkan dan mendorong siswa untuk mandiri belajar serta sukses dalam prestasi akademiknya.
Mind Map adalah suatu teknis grafis yang memunginkan kita untuk mengeksplorasi seluruh kemampuan kita untuk berpikir dan belajar. Mind map prinsip kerjanya sudah melibatkan kedua belah otak secara aktif dan sinergis sehingga pembelajaran pasti terasa menyenangkan. Penggunaan gambar dan illustrasi dalam belajar akan mengaktifkan otak kanan siswa, dan menyeimbangkan dengan otak kirinya. Mind Map banyak menggunakan gambar yang dapat mengaktifkan otak kanan (OKA) dan warna yang menyenangkan otak.
Mind Map juga menggunakan hierarki antara informasi sehingga tingkat kepentingan informasi juga diperhatikan. Suatu materi pelajaran yang sudah tersusun hierarkinya akan jauh lebih mudah dipahami. Suatu informasi akan lebih mudah diingat kalau terasosiasi dengan informasi lain yang sudah kita ingat sebelumnya. Mind map juga menggunakan prinsip asosiasi tersebut dan menyebabkan hubungan antar informasi menjadi jelas dan sistematis.
Pusat Mind Map ada di tengah-tengah kertas agar menarik perhatian mata dan otak kita. Sesuatu yang menarik mata dan otak kita pasti akan menyebabkan kita mudah untuk fokus. Cara kerja Mind Maptidak lain adalah sama dengan apa yang terjadi pada sel otak, yaitu memancar dari satu titik ke titik lainnya.
Learning must be fun! Informasi yang masuk ke otak dengan cara peta pikiran akan mudah dipelajari, diingat, dianalisis, dan dikeluarkan lagi (recall) kembali dari otak secara cepat dan efisien. Itulah keunggulan luar biasa dari Mind Map.
2). Hukum Mind Map
Adapun hukum Mind Map yaitu :
  1. Pusat Mind map harus berupa gambar, dan terletak ditengah-tengah kertas.
  2. Cabang utama Mind Map memancar langsung dari pusat Mind Map ke segala arah. Gunakan warna yang berbeda untuk cabang yang berbeda.
  3. Panjang cabang sesuai dengan panjang kata kunci di atasnya.
  4. Kata yang ditulis di atas cabang berupa kata kunci dan diusahakan hanya satu kata.
  5. Tambahkan gambar dan warna sebanyak mungkin dalam Mind Map.
  6. Gunakan garis lengkung untuk tiap cabang.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan peta pikiran kosong adalah sebuah media belajar siswa berupa mind map atau peta pikiran yang disediakan oleh guru namun isinya belum ada atau kosong sehingga siswalah yang nantinya akan mengisi peta pikiran tersebut sesuai dengan pancaran pikiran masing-masing siswa atau kelompok.
2.      Hakikat Model NHT Interaktif
Jika kita sebagai guru ingin melihat siswa yang sulit diaktifkan termasuk siswa paling pendiam pun berani tampil ke depan kelas maka ada teknik yang dapat dijadikan alternatif bagi para guru yaitu melalui pemanfaatan Random Tools for Students yang merupakan bagian dari software SmartNotebook 10.7 (software layar sentuh) dan dikombinasikan oleh Model Pembelajaran Number Heads Together (NHT Interaktif/ NHT Digital).
Apa yang dimaksud dengan SmartNotebook 10.7? aplikasi ini diperuntukkan bagi penyusunan media pembelajaran interaktif berbasis layar sentuh yang dikembangkan oleh Smart Technologies Inc. dari Kanada. Ada banyak fitur-fitur menarik yang dapat para guru kembangkan dari aplikasi SmartNotebook 10.7 ini, salah satu yang menarik menurut penulis setelah penulis mempraktekkan langsung di kelas bersama siswa yaitu Random Tools for Students.
Random Tools for Students adalah fitur yang diperuntukkan agar guru dapat memilih siswa mana atau kelompok berapa yang harus tampil ke depan kelas. Cara memilihnya guru tidak lagi mengucapkan secara lisan tapi menggunakan Random Tools yang dapat mencari sendiri secara acak siswa mana yang terpilih. Dari beberapa kali penulis lakukan di kelas, hampir tiap kelas seluruh siswanya dengan sukarela mau untuk tampil termasuk para siswa yang pendiam atau kurang aktif akan secar sukarela dan senang hati maju ke depan kelas untuk beraktivitas mengikuti pembelajaran.
Keunikan dari Random Tools ini dapat memilih siswa dengan efek suara sehingga siswa merasa terpacu adrenalinnya menunggu siapa yang akan terpilih. Selain itu juga modelnya juga cukup banyak. Ada yang dapat dimanfaatkan untuk membuat kelompok secara otomatis dari nama siswa satu kelas,ada juga yang dimanfaatkan untuk memilih anggota kelompok berdasarkan foto siswa dalam satu kelas.
Random Tools for Students tadi akan sangat “powerfull’ jika dikombinasikan dengan Model Pengelompokkan Number Heads Together  (NHT) yang ditemukan oleh Spencer Kagan tahun 1992. Model pembelajaran ini mengkondisikan seluruh siswa menjadi beberapa kelompok kecil dimana tiap anggota kelompok memiliki nomor urut masing-masing yang juga menjadi kode panggil. Cara pemilihan anggota kelompoknya pun diupayakan heterogen dari sisi kemampuan siswanya sehingga distribusi ilmunya akan terjalin dengan baik serta lebih merata . Dalam konteks ini, penulis mengembangkan model NHT tadi dengan menyusunnya menggunakan software SmartNotebook 10.7 terutama dengan fitur Random Tools for Students sehingga NHT yang terbetuk menjadi lebih interaktif lagi.
3.      Hakikat Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS SMP
3.1.Hakikat Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang proses belajar mengajar da memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa, yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran. Metode belajar mengajar yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa lebih berperan dan lebih terbuka serta sensitive dalam kegiatan belajar mengajar.
Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari: pertama, mayoritas siswa beraktivitas dalam pembelajaran;kedua, aktivitas pembelajaran didominasi oleh kegiatan siswa; ketiga, mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru.
3.2. Hakikat Hasil Belajar
Menurut Samuel Soeitoe hasil belajar merupakan perubahan mental pada diri pelajar atau modifikasi kecenderunganya. Perubahan yang dimaksud, baik perubahan kognitif, afektif maupun psikomotor. Perubahan-perubahan yang terjadi itu akan berinteraksi, artinya saling mempengaruhi satu sama lain dank an tergambar pada diri siswa.
Lily Budiarjo mengutip pengertian hasil belajar yang dikemukakan Bentley dalam buku The Bussines of Training (1991) bahwa hasil belajar siswa ditandai oleh dua proses yaitu proses menemukan dan proses menerima.
Sedangkan S. Nasution menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar.
Hasil belajar siswa merupakan hasil yang dicapai setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) pada satu mata pelajaran untuk jangka waktu tertentu dan dapat diketahui dari hasil penilaian belajar (evaluasi).
Evaluasi sebagai salah satu komponen pada sistem instruksional yang tak terpisahkan dalam KBM. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian evaluasi. Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunai pendidikan atau yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Menurut Benjamin S. Bloom, evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan proses perkembangan ilmu telah berada di jalur yang diharapkan. Dari pengertian tersebut, jelas bahwa peran evaluasi begitu besar dalam kegiatan pendidikan.
Keberhasilan suatu pengajaran umumnya dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran yang bersangkutan. Selain itu, tingkat motivasi siswa dalam proses belajar mengajar turut membantu tercapainya hasil belajar yang diiinginkan. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut bisa timbul dari dalam(intern) dan luar (ekstern) individu. Salah satu faktor intern adalah motivasi siswa yang berperan besar terhadap keberhasilan belajar. Sedangkan salah satu faktor ekstern yang cukup menonjol adalah fasilitas pembelajaran yang dalam hal ini dimaksudkan sebagai sarana komputerisasi serta kemampuan komputer guru itu sendiri. Kedua faktor tersebut sedapat mungkin diarahkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Penilaian terhadap kemajuan dan hasil belajar siswa harus dilakukan secara berkesinambungan dan seobyektif mungkin. Menilai kemajuan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar mempunyai tujuan ganda, yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kesulitan yang dialami siswa dalam menguasai materi pelajaran dan untuk mengetahui relevansi antara tujuan, materi, metode dan sasaran penyelenggaraan program pembelajaran. Berdasarkan tujuan tersebut siswa dan guru memerlukan umpan balik (feedback) atas upaya yang mereka lakukan sehingga siswa mengetahui hasil belajarnya dan guru juga mengetahui keefektifan strategi pengajaran. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dimaksud dengan penilaian adalah nilai tes di setiap akhir pembelajaran maupun ulangan harian siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) materi Perang Dunia II
Bab III Metodologi Penelitian
 1.      Setting Penelitian
1.1 Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IX-3 SMP Negeri 14 Depok untuk mata pelajaran IPS materi Perang Dunia II.
1.2  Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013, yaitu bulan Juli 2012 sampai dengan Desember 2012.
1.3  Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPS  pada materi Perang Dunia II melalui kolaborasi media pepisong dan model NHT interaktif.
2.      Persiapan PTK
Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai input instrumental yang akan digunakan untuk memberi perlakuan dalam PTK, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, yaitu kompetensi dasar (KD) 1.2.1 Mendeskripsikan Perang Dunia II. Selain itu, juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa :
(1). Lembar Kerja Siswa berupa print out & file peta pikiran yang masih kosong.
(2). Rangkuman Materi Perang Dunia II (Catatan Linear)
(3). Lembar Pengamatan Diskusi.
(3). Lembar Evaluasi.
(5). Tampilan NHT Interaktif menggunakan SmartNotebook 10.7.
Dalam persiapan juga akan disusun daftar nama kelompok diskusi yang dibuat secara heterogen.
3.      Subyek Penelitian
Dalam PTK ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas sembilan yang terdiri dari 38 siswa dengan komposisi perempuan 19 dan laki-laki 19 siswa.
4.      Sumber Data
(1)    Siswa
Untuk mendapatkan data tentang aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar.
(2)    Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi kolaborasi media pepisong dan model NHT interaktif juga aktivitas serta hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.
(3)    Teman Sejawat dan Kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implemetasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru.
5.      Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data PTK
1.1.  Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa.
1.2.  Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam PBM dan implementasi media pepisong dan model NHT interaktif.
1.3.  Wawancara : untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi media pepisong dan model NHT interaktif.
1.4.  Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK.
2. Alat Pengumpul Data PTK
2.1.  Tes : menggunakan butir soal/instrumen soal untuk mengukur hasil belajar siswa.
2.2.  Observasi : menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar IPS.
2.3.  Wawancara : menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang media pepisong dan model NHT interaktif.
2.4.  Kuesioner : untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang media pepisong dan model NHT interaktif.
2.5.  Diskusi : menggunakan lembar hasil pengamatan.
6.      Indikator Kinerja
Dalam PTK ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain siswa adalah guru, kerabat guru merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh terhadap kinerja siswa.
  1. Siswa
    1. Tes: rata-rata nilai ulangan harian.
    2. Observasi: keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar IPS
    3. Guru
      1. Dokumentasi: kehadiran siswa.
      2. Observasi: hasil observasi.
7.      Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
  1. Hasil belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian yang kemudian dibuat dalam persentase ketuntasan belajar para siswa.
  2. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar IPS: dengan menganalisis tingkat keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar IPS. Adapun kriteria keberhasilan dapat dikategorikan dalam rentang sebagai berikut:
Kriteria Keberhasilan
≥ 80 %Sangat Baik
60 % – 79,9%Baik
40 % – 59,9%Cukup Baik
20 % – 39,9%Kurang Baik
< 20 %Sangat Kurang
8.      Prosedur Penelitian
Siklus 1 (Tiga kali Pertemuan)
Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut:
1). Perencanaan (Planning)
a.Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
c. Membuat lembar kerja siswa berupa file peta pikiran yang masih kosong memanfaatkan software Mindjet MindManager Pro 7.
d. Sosialisasi pada siswa tentang hukum peta pikiran & cara membuatnya.
e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
f. Menyusun NHT Interaktif memanfaatkan software SmartNotebook 10.7.
g. Membuat lembar observasi untuk mendokumentasikan kegiatan siswa.
h. Membuat lembar observasi untuk mendokumentasikan kegiatan guru.
2). Pelaksanaan (Acting)
Uraian KegiatanAlokasi Waktu
Pertemuan ke-1 (Latar Belakang Perang Dunia II)
  1. 1.      Kegiatan Pendahuluan
1.1     Apersepsi: Guru membuka pertemuan dengan doa lalu memberi salam, menuliskan nama siswa yang tidak masuk dan bertanya kepada siswa apakah sudah siap mengikuti pelajaran.
1.2     Guru mengemukakan kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan saat itu.
1.3     Guru mengaitkan peran/manfaat penguasaan kompetensi dalam kehidupan siswa.

10 menit
  1. 2.      Kegiatan Inti:

EKSPLORASI
2.1   Guru menayangkan foto/gambar tentang Perang Dunia II. Guru meminta tanggapan / komentar beberapa siswa terhadap tayangan foto/gambar tersebut.
2.2   Guru mengajukan pertanyaan untuk menggali informasi sekaligus menimbulkan ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran yang akan dipelajari.
ELABORASI
2.3   Guru membentuk kelompok dengan cara yang unik sehingga para siswa terbagi menjadi 8 (delapan) kelompok.
2.4   Tiap kelompok menggunakan satu Notebook/Netbook untuk bekerja kelompok.
2.5   Guru membagikan lembaran bahan diskusi sekaligus bahan kerjaberupa rangkuman materi dalam bentuk catatan linear dan FKS (File Kerja Siswa)berupa Peta Pikiran yang sebagian kosong dan sebagian kecil telah terisi pada sub judul yaitu Latar Belakang Perang Dunia II.
2.6   Tiap kelompok berdiskusi dan bekerja sama untuk memahami materi pelajaran yang bersumber dari rangkuman materi yang telah diberikan oleh guru serta mengisi File Kerja Siswa berupa Peta Pikiran Kosong.
2.7   Selama diskusi guru melakukan penilaian menggunakan tabel pengamatan kegiatan siswa.
KONFIRMASI
2.8   Guru mengundi dengan memanfaatkan NHT Interaktif yang dibuat menggunakan software SmartNotebook 10.7 dengan berdasarkan Tabel Penilaian Proses Number Heads Togetheruntuk memilih kelompok mana yang presentasi terlebih dahulu sekaligus anggota kelompok mana yang harus membawakan presentasi tersebut.
2.9   Guru mengundi lagi untuk memilih secara acak dari kelompok lain untuk bertanya atau memberi tanggapan. Demikian seterusnya juga berlaku untuk kelompok lain.

60 menit
  1. 3.      Kegiatan Penutup:
3.1  Guru menguji penguasaan materi siswa melalui tes tertulis (soal diberikan lewat tayangan Di layar LCD).
3.2  Guru mengumumkan kelompok terbaik pada pertemuan saat itu dan mengajak seluruh siswa untuk memberikan apresiasi terhadap kelompok terbaik tersebut dengan tepuk tangan.
3.3  Guru memberikan tugas latihan soal (PR) dari Buku BSE Sutarto.

10 menit
Pertemuan ke-2 (Pihak yang Berperan & Jalannya Perang Dunia II)
  1. 1.      Kegiatan Pendahuluan
1.4     Apersepsi: Guru membuka pertemuan dengan doa lalu memberi salam, menuliskan nama siswa yang tidak masuk dan bertanya kepada siswa apakah sudah siap mengikuti pelajaran.
1.5     Guru mengemukakan kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan saat itu.

10 menit
  1. 2.      Kegiatan Inti:

EKSPLORASI
2.10            Guru mereviu kembali tentang materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya
2.11            Guru mengajukan pertanyaan untuk menggali informasi sekaligus menimbulkan ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran yang akan dipelajari.
ELABORASI
2.12            Guru memerintahkan kepada seluruh siswa untuk kembali duduk ke kelompoknya masing-masing sehingga para siswa terbagi menjadi 8 (delapan) kelompok seperti di pertemuan sebelumnya.
2.13            Tiap kelompok menggunakan satu Notebook/Netbook untuk bekerja kelompok.
2.14            Guru membagikan lembaran bahan diskusi sekaligus bahan kerjaberupa rangkuman materi dalam bentuk catatan linear dan FKS (File Kerja Siswa)berupa Peta Pikiran yang sebagian kosong dan sebagian kecil telah terisi pada sub judul yaitu Pihak yang Berperan dan Jalannya Perang Dunia II.
2.15            Tiap kelompok berdiskusi dan bekerja sama untuk memahami materi pelajaran yang bersumber dari rangkuman materi yang telah diberikan oleh guru serta mengisi File Kerja Siswa berupa Peta Pikiran Kosong.
2.16            Selama diskusi guru melakukan penilaian menggunakan tabel pengamatan kegiatan siswa.
KONFIRMASI
2.17            Guru mengundi dengan memanfaatkan NHT Interaktif yang dibuat menggunakan software SmartNotebook 10.7 dengan berdasarkan Tabel Penilaian Proses Number Heads Togetheruntuk memilih kelompok mana yang presentasi terlebih dahulu sekaligus anggota kelompok mana yang harus membawakan presentasi tersebut.
2.18            Guru mengundi lagi untuk memilih secara acak dari kelompok lain untuk bertanya atau memberi tanggapan. Demikian seterusnya juga berlaku untuk kelompok lain.

60 menit
  1. 3.      Kegiatan Penutup:
    1. Guru menguji penguasaan materi siswa melalui tes tertulis (soal diberikan lewat tayangan Di layar LCD)
    2. Guru mengumumkan kelompok terbaik pada pertemuan saat itu dan mengajak seluruh siswa untuk memberikan apresiasi terhadap kelompok terbaik tersebut dengan tepuk tangan.
    3. Guru memberikan tugas latihan soal (PR) dari Buku BSE Sutarto.

10 menit
Pertemuan ke-3 (Akibat Perang Dunia II di berbagai bidang)
  1. 1.      Kegiatan Pendahuluan
1.6     Apersepsi: Guru membuka pertemuan dengan doa lalu memberi salam, menuliskan nama siswa yang tidak masuk dan bertanya kepada siswa apakah sudah siap mengikuti pelajaran.
1.7     Guru mengemukakan kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan saat itu.

10 menit
  1. 2.      Kegiatan Inti:

EKSPLORASI
2.19            Guru mereviu kembali tentang materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya.
2.20            Guru mengajukan pertanyaan untuk menggali informasi sekaligus menimbulkan ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran yang akan dipelajari.
ELABORASI
1.3    Guru memerintahkan kepada seluruh siswa untuk kembali duduk ke kelompoknya masing-masing sehingga para siswa terbagi menjadi 8 (delapan) kelompok seperti di pertemuan sebelumnya.
1.4    Tiap kelompok menggunakan satu Notebook/Netbook untuk bekerja kelompok.
1.5    Guru membagikan lembaran bahan diskusi sekaligus bahan kerjaberupa rangkuman materi dalam bentuk catatan linear dan FKS (File Kerja Siswa)berupa Peta Pikiran yang sebagian kosong dan sebagian kecil telah terisi pada sub judul yaitu Akibat Perang Dunia II di berbagai bidang.
1.6    Tiap kelompok berdiskusi dan bekerja sama untuk memahami materi pelajaran yang bersumber dari rangkuman materi yang telah diberikan oleh guru serta mengisi File Kerja Siswa berupa Peta Pikiran Kosong.
1.7    Selama diskusi guru melakukan penilaian menggunakan tabel pengamatan kegiatan siswa.
KONFIRMASI
1.8    Guru mengundi dengan memanfaatkan NHT Interaktif yang dibuat menggunakan software SmartNotebook 10.7 dengan berdasarkan Tabel Penilaian Proses Number Heads Together untuk memilih kelompok mana yang presentasi terlebih dahulu sekaligus anggota kelompok mana yang harus membawakan presentasi tersebut.
1.9    Guru mengundi lagi untuk memilih secara acak dari kelompok lain untuk bertanya atau memberi tanggapan. Demikian seterusnya juga berlaku untuk kelompok lain.

60 menit
  1. 2.      Kegiatan Penutup:
3.1.Guru menguji penguasaan materi siswa melalui tes tertulis (soal diberikan lewat tayangan Di layar LCD)
3.2.Guru mengumumkan kelompok terbaik pada pertemuan saat itu dan mengajak seluruh siswa untuk memberikan apresiasi terhadap kelompok terbaik tersebut dengan tepuk tangan.
3.3.Guru memberikan tugas latihan soal (PR) dari Buku BSE Sutarto.

10 menit
3). Pengamatan (Observation)
a. Situasi kegiatan belajar mengajar.
b. Keterlibatan siswa untuk mengukur seberapa tinggi aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.
c. Kemampuan siswa dalam kerja kelompok maupun individu.
4). Refleksi (Reflecting)
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
  1. Minimal 75% dari jumlah siswa aktif mengikuti pembelajaran.
  2. Minimal 75% dari jumlah siswa memiliki nilai ulangan harian yang mencapai dan/atau melampaui KKM mata pelajaran IPS yaitu 72.
Siklus 2 (Tiga kali Pertemuan)
Seperti halnya siklus pertama, silus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
1). Perencanaan (Planning)
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.
2). Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran IPS dengan menerapkan media peta pikiran yang masih kosong dan didukung dengan model pengelompokkan metode kepala bernomor (NHT)interaktif.
3). Pengamatan (Observation)
Tim Peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran.
4). Refleksi (Reflecting)
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua.
  1. 9.      Personalia Penelitian
Adapun tim peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
  1. Guru Peneliti
Nama               : Taufik Ibrahim, S.Pd
Tugas               : 1. Membuat Proposal PTK
2. Melaksanakan PTK
3. Membuat laporan hasil PTK
  1. Kolaborator (Mitra)
Nama               : Samsuri, S.Pd
Tugas               : 1. Membantu tugas peneliti
2. Melakukan pengamatan (observasi)
3. Memberikan saran dan pemikiran untuk keberhasilan PTK
10.  Rencana Pembiayaan
NoJenis PenggunaanJumlah (Rp)Keterangan
1ATK
2Transportasi
3Fotokopi
4Pengumpulan Data
5Analisis Data
6Penyusunan Draf Awal
7Seminar
8Perbaikan Laporan
9Penggandaan Laporan
Catatan : (Dicantumkan jika dibiaya pihak lain atau sponsor)
11.  Rencana Kerja
NoJenis KegiatanBulan
JuliAgustSeptOktNopDes
1Penyusunan proposalX
2Pelaksanaan siklus 1X
3Pelaksanaan siklus 2X
4Tabulasi dan analisis dataXX
5Penyusunan laporan PTKX
6Seminar hasil PTKX
7Perbaikan laporan PTKX
8PenjilidanX
12.  Daftar Pustaka
Buzan, Tony. 2002. Gunakan Kepala Anda. Jakarta: Delapratasa Publishing.
Depdiknas. 2007. Peraturan Mendiknas RI No. 41/2007 Tentang Standar Proses. Depdiknas Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Enterprise, Jubilee. 2008. Seni Berpikir Cerdas dengan Mind Manager 7. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Gora, Winastwan dan Sunarto. 2010. PAKEMATIK. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Manurung, M. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Gramedia.
Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Nardi. (2011). Pembelajaran Number Head Together, (Online). Tersedia:http://nardishome.blogspot.com/2011/04/pembelajaran-numbered-head-together-nht.html. (18 April 2011).
Nurkancana, Wawan dan Sumatana, PPN. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Purwanto, M. Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Ridwan, Sa’adah. 2002. Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru. Bandung:Basic Education Project.
Soeitoe, Samuel. 1982. Psikologi Pendidikan untuk para Pendidik dan Calon Pendidik. Jakarta: LPFE-UI.
Suyitno, Imam. 2011. Karya Tulis Ilmiah. Bandung: PT. Refika Aditama.
Waluyo. 2008. Bse: Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
Windura, Sutanto. 2008. Mind Map Langkah Demi Langkah. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Yuanita, Eva. (2011). Model Pembelajaran Number Heads Together, (Online). Tersedia:http://rumahdesakoe.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-numbered-heads.html. (3 Mei 2011).
13.  Lampiran
Bahan-bahan yang dilampirkan adalah:
  1. Instrumen penelitian;
  2. Data-data penting;
  3. Daftar Riwayat Hidup Tim Peneliti (Curriculum Vitae);
  4. Dan hal lain yang diperlukan dalam proposal PTK.

AGEN PENDAFTARAN KULIAH S1 DAN S2 MUDAH DAN MURAH SERTA JASA KONSULTASI DAN KETIK SKRIPSI TESIS DAN LAPORAN PKL SISWA HUB SIMBAH WURI http://raraswurimiswandaru.blogspot.com
Ingin widget ini?