Senin, 20 Oktober 2014

Cara Membuat EM 4 dan EM 5



MEMPERBANYAK DAN MEMBUAT EM 4

1. 1. RESEP 1

Bahan baku
• em4 =1 liter
• air gula merah =1/2 kg+ 1 liter air
• sari buah nenas(4 buah)+38 liter
• jeregen isi 40 liter
• campur semua dalam wadah jeregen—–tutup rapat selama 1 minggu —-siap pakai
1. 2. RESEP II
Alat dan Bahan
1. 3 liter cairan EM4 (3 botol @ 1 liter)
2. Drum Plastik 200 liter
3. 500 gr gula merah / putih
4. 180 liter air
5. 0.5 Kg terasi yang sudah dicairkan dengan air secukupnya (opsional untuk hasil yang lebih baik)

Pembuatan
1. Ambil air secukupnya untuk melarutkan 500 gram gula merah / putih
2. Masukkan air kedalam drum plastik 200 liter
3. Tambahkan 3 liter cairan EM4
4. Masukkan larutan gula merah / putih
5. Masukkan 0.5 Kg larutan terasi (opsional)
6. Aduk merata
7. Tutup drum plastik – diamkan (fermentasi) selama 1 minggu
Petunjuk Penggunaan
1. Campurkan 1 liter EM4 yang sudah ‘matang’ dengan 10 s/d 15 liter air bersih
2. Siramkan larutan tersebut ke 500 Kg bahan organik yang hendak dikomposkan
3. Sisa EM4 yang nantinya tersisa sekitar 4 – 5 liter di dalam drum dapat kembali dibiakkan dengan menambahkan air gula dan terasi (opsional) mengikuti cara pembuatan di atas.
Sebenarnya ada cara lain yang juga dapat memperbanyak EM 4, namun kita tampilkan dulu yang praktis dan kuantitas yang lebih banyak.
MEMBUAT EM 4 SENDIRI
Jika kita harus membeli EM4 tersebut harganya lumayan mahal, padahal ada berbagai cara untuk membuat EM4 sendiri dengan harga bahan baku yang sangat murah. Salah satu caranya adalah sebagai berikut:
1. A. RESEP I
BAHAN:
1. Pepaya matang atau kulitnya 0,5 kg
2. Pisang matang atau kulitnya 0,5 kg
3. Nanas matang atau kulitnya 0,5 kg
4. Kacang panjang segar 0,25 kg
5. Kangkung air segar 0,25 kg
6. Batang pisang muda bagian dalam 1,5 kg
7. Gula pasir 1 kg
8. Air tuak dari nira 0,5 liter
CARA PEMBUATAN:
1. Pepaya, pisang, nanas, kacang panjang, kangkung dan batang pisang muda dihancurkan hingga ukuran menjadi agak halus. Buah harus yang sudah matang atau dapat juga digunakan kulit buah yang tidak dimakan.
2. Setelah dihancurkan, campuran bahan tersebut dimasukkan dalam ember.
3. Campurkan gula pasir dan tuak dalam ember tadi dan aduk hingga rata.
4. Wadah ditutup rapat dan disimpan selama 7 hari
5. Setelah 7 hari larutan yang dihasilkan dikumpulkan secara bertahap setiap hari hingga habis.
6. Larutan tersebut disaring dan dimasukkan kedalam wadah yang tertutup rapat. Larutan tersebut adalah EM4 yang siap digunakan dan dapat bertahan hingga 6 bulan.
7. Ampas dari hasil penyaringan larutan bisa digunakan sebagai pupuk kompos.
SUMBER MIKROORGANISME PENGURAI ( UNSUR BAKTERI DALAM EM 4 )
Untuk mempercepat pembuatan pupuk organik atau kompos kita biasanya menggunakan mikroorganisme pengurai.Bahan untuk kompos juga berfariasi, ada dedaunan, kotoran ayam, kotoran kambing, kotoran sapi, limbah jamur, jerami dll.Yang perlu diketahui adalah bahwa sebuah mikroorganisme pengurai mempunyai sifat spesifik dalam menguraikan bahan organik tersebut artinya tidak semua bahan organik dapat dihancurkan/ diurai oleh sebuah mikroorganisme. Oleh karena itu perlu diketahui jenis dan sumber mikroorganisme pengurai yang tepat agar bahan organik sebagai media kompos/ pupuk organik dapat terurai.
Mikroorganisme pengurai yang dalam bentuk jadi kita mengenalnya sebagai EM4. Kali ini akan sedikit membedakan fungsi dari masing-masing bahan pembuat EM4 tersebut, sehingga ada kesesuaian antara bahan organik sebagai bahan pupuk organik denga mikroorganisme yang akan kita gunakan untuk menguraikannya.
Berikut beberapa bahan sebagai sumber mikroorganisme pengurai:
1. Nanas/ kulit nanas : Anona berfungsi sebagai penghancur benda keras
2. Pisang/ kulit pisang : Lactobacillus sebagai penghancur dedaunan
3. Tempe : Saccaromyces sebagai penghancur kotoran
4. Buah yang lain: Rhyzopus sebagai penghancur minyak
Cara Membuat sumber mikroorganisme pengurai dan cara menggunakannya:
1. Campurkan 1 liter air matang dengan 2 sendok makan gula pasir.
2. Bahan sumber mikro organisme dihancurkan dengan blender atau di tumbuk.
3. Masukkan dalam botol/ wadah dan ditutup rapat
4. Biarkan selama 3 hari
5. Setelah 3 hari bahan tersebut siap digunakan.
6. Masing-masing bahan diambil 0,25 gelas (100 ml) dicampur dengan 15 air dan campur dengan bahan organik yang akan dibuat kompos.
1. B. RESEP II
Bahan :
1. Air cician beras ( leri ) = 5 liter
2. Air kelapa = 5 liter
3. Cincangan halus sampah sayur = 3 kg
4. Kulit Jeruk = seadanya
5. Ragi tempe = 1 butir
6. Cairan Gula Jawa/Merah = 1 kg
Cara membuat :
Semua bahan dicampur dan di aduk rata. Tutup rapat dengan perlakuan setiap 4 hari tutup dibuka untuk mengeluarkan gas. Pada hari ke -17 EM4 sudah jadi.
1. C. RESEP III
Bahan:
1. Gula pasir/merah = 1kg
2. Terasi = ¼ kg
3. Dedak = 1 ½ kg
4. Ragi tape = 15 butir
5. Air biasa = 5 liter
Cara membuat :
Air di rebus sampai mendidih lalu angkat dari tungku lalu campur terasi, dedak dan gula pasir aduk samapi rata. Tunggu 3-4 jam setelah larutan dingin lalu masuk kan ragi tape yang sudah di tumbuk halus. Masukkan dalam ember tertutup rapat simpan di tempat lembab. Kurang lebih 15 hari EM4 siap di gunakan.
Cara Memperbanyak Em-4

Alat dan Bahan
– Tetes tebu 3 Liter
– Em-4 2 Liter
– Air 95 Liter
– Kantung plastic / drum (ada tutup)
– Tali

Cara Pembuatan
• Dicampur air, tetes tebu dan em-4
• Diikat atau ditutup
• Dibiarkan selama kurang lebih 2 minggu

Keuntungan Penggunaan Probiotik/Em-4
• Menigkatkan pertumbuhan ikan
• Meningkatkan nutrisi pakan
• Meningkatkan kesehatan
• Mengurangi penyakit dalam perairan
• Menjaga kualitas air
• Mengurangi bau air
PUPUK CAIR PERANGSANG PERTUMBUHAN DAN BUAH
12
Bahan:
– Mangga matang = 1 buah
– Pepaya matang = 1 buah
– Pisang ambon = 2 buah
– Nenas = 1 buah
– Tomat = 1,4 kg
– Air = 1 liter
Cara membuat:
– Buah-buahan di blender hingga halus ( nanas dikupas dulu kulitnya ).
– Campurkan semua bahan dengan air.
– Kocok/aduk hingga merata.
– Peras lalu ambil airnya.
– Air perasan tersebut ditutup rapat dan diamkan selama 1 minggu.
Aplikasi:
– Semprotkan pada saat umur tanaman 10 dan 25 hari lalu pada saat tanaman memunculkan bunga pertama.
– Dosis 250 cc / 15 liter air.
INSEKTISIDA TEKNOLOGI EM5
Bahan:
– EM4 = 100 ml
– Molase/gula = 100 ml/ 0,5 ons
– Cuka makan kadar 5% = 100 ml
– ALkohol kadar 40% = 100 ml
– Air cucian beras pertama = 1 liter
Cara membuat:
– Campurkan semua bahan.
– Tutup rapat dan simpan di tempat teduh dan gelap.
– Selama 15 hari setiap pagi dan sore larutan di kocok dan di buka tutupnya ( untuk mengeluarakan gas ).
– Selama 5 hari biarkan tertutup.
– EM 5 siap digunakan.
– Larutan ini dapat bertahan hingga kurang lebih 3 bulan.
Aplikasi:
– 150 – 250 cc / 15 liter air.
– Tambahkan 10 cc larutan gula setiap akan menyemprot.
Catatan:
– Hati-hati terhadap tanaman muda dan rentan karena larutan ini mengandung alcohol.
– Mencampurnya dengan ekstrak tanaman anti hama saat pembuatan sangat di anjurkan supaya lebih efektif lagi.
PUPUK CAIR PERANGSANG PERTUMBUHAN DAN BUAH

Bahan:
– Mangga matang = 1 buah
– Pepaya matang = 1 buah
– Pisang ambon = 2 buah
– Nenas = 1 buah
– Tomat = 1,4 kg
– Air = 1 liter
Cara membuat:
– Buah-buahan di blender hingga halus ( nanas dikupas dulu kulitnya ).
– Campurkan semua bahan dengan air.
– Kocok/aduk hingga merata.
– Peras lalu ambil airnya.
– Air perasan tersebut ditutup rapat dan diamkan selama 1 minggu.
Aplikasi:
– Semprotkan pada saat umur tanaman 10 dan 25 hari lalu pada saat tanaman memunculkan bunga pertama.
– Dosis 250 cc / 15 liter air.
INSEKTISIDA TEKNOLOGI EM5
Bahan:
– EM4 = 100 ml
– Molase/gula = 100 ml/ 0,5 ons
– Cuka makan kadar 5% = 100 ml
– ALkohol kadar 40% = 100 ml
– Air cucian beras pertama = 1 liter
Cara membuat:
– Campurkan semua bahan.
– Tutup rapat dan simpan di tempat teduh dan gelap.
– Selama 15 hari setiap pagi dan sore larutan di kocok dan di buka tutupnya ( untuk mengeluarakan gas ).
– Selama 5 hari biarkan tertutup.
– EM 5 siap digunakan.
– Larutan ini dapat bertahan hingga kurang lebih 3 bulan.
Aplikasi:
– 150 – 250 cc / 15 liter air.
– Tambahkan 10 cc larutan gula setiap akan menyemprot.
Catatan:
– Hati-hati terhadap tanaman muda dan rentan karena larutan ini mengandung alcohol.
– Mencampurnya dengan ekstrak tanaman anti hama saat pembuatan sangat di anjurkan supaya lebih efektif lagi.

MOL ( MIKRO ORGANISME LOKAL )
MOL selain berfungsi sebagai activator dekomposisi bahan-bahan organic, ia juga berperan sebagai penyedia unsure hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Berikut macam-macam MOL dari bahan yang murah dan mudah didapat.
1. 1. MOL dari buah-buahan
Bahan :
– Buah-buahan busuk = 5 kg
– Air kelapa = 10 butir
– Gula jawa = 1 kg
Cara membuat:
– Haluskan buah-buahan ( ditumbuk atau diparut ).
– Campurkan semua dalam wadah tertutup.
– Tutup rapat dan diamkan selam 2 minggu.
– Sebagai saluran aerasi buat lubang kecil seukuran selang pada tutup wadah dan di beri botol air mineral 500 ml yang telah di isi air setengahnya pada ujung selang yang lain.
Aplikasi:
– 1 : 5 untuk pengomposan
– 1 : 30 untuk penyemprotan ke tanaman ( 2 minggu sekali ).

1. 2. MOL Tapai (tape)
Bahan :
– Tapai (tape) = 1 ons
– Air = kurang lebih 1,2 liter
– Botol air mineral 1,5 liter
– Gula psir = 5 sendok makan
Cara membuat:
– Masukkan semua ahan kedalam botol.
– Kocok-kocok sebentar agar campuran merata.
– Biarkan tanpa ditutup selama 4-5 hari ( usahakan benda atau hewan tidak masuk ke dalam botol).
– MOL siap digunakan.
Aplikasi:
– 1 : 5 untuk pengomposan
– 1 : 15 untuk pengocoran langsung di sekita akar tanaman ( usakan tidak mengenai batang tanaman ).
1. 3. MOL gedebong pisang
Bahan:
– Grdebong pisang = 1 kg
– Gula jawa = 1,5 ons
Cara membuat:
– Gedebong pisang dipotong tipis secara melintang.
– Masukkan semua bahan dalam wadah.
– Tutup dan biarkan selama 2 minggu.
– Setelah 2 minggu ambil airnya dengan cara diperas.
– MOL perasan dari campuran diatas siap digunakan.
Aplikasi:
– 1 : 1.000 untuk pupuk daun.
– 1 : 5 untuk pengomposan.

1. 4. MOL sabut kelapa
Bahan :
– Sabut kelapa
– Air
Cara membuat:
– Masukkan sabut kelapa separuh dari wadahnya.
– Masukkan air sampai hamper penuh.
– Tutup rapat dan diamkan selama 15 hari.
– MOL siap digunakan
Aplikasi:
MOL ini kaya akan unsure Kalium. Kocorkan pada lahan yang akan ditanami dan saat tanaman dalam stadium primordial ( awal tumbuh ).
1. 5. MOL rebung bambu.
Bahan:
– Rebung = 1 kg
– Air cucian beras = 3 liter
– Buah maja = 1 butir
– Gula merah = 1-2 ons
Cara membuat:
– Rebung ditumbuk atau di iris tipis.
– Masukkan semua bahan.
– Tutup rapat dan diamkan selama 15 hari.
– MOL siap digunakan.
Aplikasi;
– 1 : 5 untuk pengomposan
– 1 : 15 untuk penyemrotan pada tanaman.
INSEKTISIDA BEAUVERIA BASSIANA
MENGEMBANGKAN INSEKTISIDA BEAUVERIA BASSIANA
Adapun alat dan bahan yang perlu dipersiapkan untuk mengembangkan Insektisida biologi jamur Beauveria bassiana adalah:
1. Isolat jamur Beauveria bassiana
2. Ember atau baskom kecil
3. Baskom peniris
4. Plastik 1/4 kg dengan ketebalan 0,4 sepuluh buah
5. Lilin lima buah
6. Steples
7. Kawat atau sendok kecil spatula
8. Panci Dandang
9. Alkohol 75 %
10. Air bersih
11. Beras giling atau jagung giling 1 kg
Kalau alat bahan telah lengkap sekarang bersama maspary kita praktekkan cara membuatnya:
1. Cuci bersih beras dan rendam selama 24 jam
2. Tiriskan sampai kering
3. Masukkkan beras kedalam plastik @ 100 gr
4. Lipat ujung plastik
5. Masak beras dengan cara di kukus selama kurang lebih 1,5 – 2 jam
6. Setelah dingin angkat beras tersebut dari panci dandang
7. Nyalakan lilin 5 buah dan letakkan membentuk setengah lingkaran dimeja
8. Masukkan kawat atau sendok spatula kedalam alkohol dan bakar di salah satu lilin tersebut
9. Setelah kawat agak dingin ambil sebagian isolat dalam tabung reaksi dan masukkan kedalam beras
10. Lipat beberapa kali ujung plastik dan steples
11. Letakkan dalam suhu kamar sampai 7-14 hari
12. Jika sudah tumbuh miselium berwarna putih secara penuh berarti insektisida biologi Beauveria bassiana siap digunakan.
Setelah Insektisida biologi Beauveria bassiana telah siap kini saatnya menggunakannya untuk beberapa jenis serangga, wereng, walang sangit, ulat, kumbang dll. Mari kita coba aplikasikan insektisida tersebut bersama Gerbang Pertanian:
1. Ambil salah satu beras dalam plastik yang telah ditumbuhi meselium Beauveria basiana
2. Cuci dengan air 1 liter dengan cara diremas-remas sampai bersih
3. Saring dengan kain, ambil air cuciannya.
4. Campurkan air tersebut dengan air 14 – 17 liter dan masukkan kedalam tangki sprayer.
5. Semprotkan ke tanaman dengan frekuensi 1 minggu sekali. Jika serangan berat bisa seminggu 2 kali.
6. Jangan lupa nyemprotnya sore hari, karena kalau siang hari jamur Beauveria basiana akan mati kepanasan.

MIKORIZA
TEKNIK MEMPERBANYAK MIKORIZA
Mikoriza merupakan suatu hubungan simbiotik mutualisme antara jamur tertentu dengan perakaran tanaman tingkat tinggi.Jamur membantu penyerapan unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman, khususnya unsur P dan N, sedangkan tanaman menyediakan unsur karbon yang dibutuhkan jamur untuk kelangsungan hidupnya.
Mikoriza terdapat hampir di semua tanaman inang, baik tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan.Penyebaran mikoriza sangat luas dan dapat ditemukan di berbagai areal pertanaman di Indonesia, mulai dari daerah pegunungan sampai daerah pantai.
Mikoriza berperan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan bertambahnya kemampuan akar dalam menyerap unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.Selain itu mikoriza juga berperan dalam meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan patogen akar, ketahanan terhadap kekeringan atau kondisi ekstrim lainnya.
Klasifikasi Mikoriza
Secara umum mikoriza dapat digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu :
Endomikoriza dan Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA)
1. 1. Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA)
Mikoriza dalam kelompok ini dicirikan dengan adanya struktur berupa vesikel dan arbuskul.Vesikel merupakan penggelembungan hifa MVA yang berbentuk bulat dan berfungsi sebagai tempat penyimpan cadangan makanan.
Arbuskul merupakan sistem percabangan hifa yang kompleks, bentuknya seperti akar yang halus.Arbuskul berfungsi sebagai tempat pertukaran nutrisi antara jamur dan tanaman.
MVA termasuk kelompok mikoriza yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai pupuk hayati (biofertilizer).Adapun jenis-jenis MVA yang potensial tersebut diantaranya tergolong dalam genus Glomus, Gigaspora, dan Acaulospora.
1. 2. Ektomikoriza
Mikoriza dalam kelompok ini dicirikan dengan adanya struktur berupa mantel hifa (Hartig net) yang berfungsi sebagai tempat pertukaran nutrisi.Mikoriza jenis ini tidak membentuk vesikel maupun arbuskul dan umumnya membentuk badan buah yang tergolong dalam kelas Basidiomycetes atau Ascomycetes.
Persiapan Perbanyakan MVA
Bahan yang perlu dipersiapkan yaitu media tanam (pasir, tanah, arang sekam atau yang lain), starter mikoriza (akar yang bermikoriza atau media yang mengandung spora MVA), benih jagung/sorghum, pupuk cair, pot/bak plastik/polibag, dan kantong plastik. Peralatan yang dibutuhkan antara lain dandang sabluk, cetok, gunting, hand sprayer, kompor, dll.
Produksi MVA
Umumnya produksi MVA yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan metode pot kultur, yaitu menanam benih jagung dalam pot-pot atau bak-bak plastik. Tahap produksi MVA diawali dengan sterilisasi media.Media perbanyakan MVA yang berupa pasir/tanah/arang sekam dipanaskan dengan menggunakan dandang sabluk selama 1 – 2 jam. Tujuannya adalah untuk membunuh mikroorganisme yang hidup pada media tanam, sehingga diharapkan kompetisi antara MVA dan mikroorganisme lain menjadi berkurang.
Selanjutnya media dimasukkan ke dalam pot/polibag/bak plastik sampai ¾ volumenya.Tanambenih jagung/sorghum yang telah dikecambahkan terlebih dahulu. Benih jagung yang telah berkecambah akan meningkatkan persentase pertumbuhannya karena media tanam yang digunakan miskin unsur hara. Biarkan benih tumbuh sampai berumur 2 minggu dengan melakukan penyiraman secara teratur menggunakan hand sprayer.
Tahap selanjutnya adalah memasukkan starter mikoriza yang berupa akar yang bermikoriza/spora MVA di sekitar perakaran sebanyak 0,5 – 1 gram. Starter MVA yang dicampurkan minimal mengandung 10-20 spora.
Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan dilakukan sampai inang berumur ±2 bulan.Tanaman jagung diletakkan pada suatu tempat yang cukup mendapatkan sinar matahari sambil sesekali dilakukan penyiraman dan pemupukan.Penyiraman tidak perlu dilakukan secara teratur, cukup dengan menjaga kelembapan media tanam.Pemupukan juga dilakukan secukupnya, dengan memilih pupuk cair yang mengandung unsur P rendah. Pemeliharaan tanaman yang telah tumbuh juga meliputi pengamatan terhadap serangan hama dan penyakit. Tanaman yang tampak terserang hama dan penyakit atau tumbuh abnormal segera dicabut dan diganti dengan benih yang baru.
Stressing
Tahap stressing adalah suatu tahapan yang berupa usaha untuk menghambat atau menekan pertumbuhan tanaman inang dengan kondisi tertentu. Tujuannya yaitu untuk memacu MVA membentuk struktur tahan berupa spora. Spora inilah nantinya yang dapat dipanen dan menjadi sumber inokulum (starter mikoriza).
Usaha-usaha stressing yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
Penghentian penyiraman
Setelah selama 2 bulan tanaman inang dipelihara dengan sesekali dilakukan penyiraman, maka pada bulan ketiga dilakukan stressing dengan menghentikan proses penyiraman selama 1 (satu) bulan. Dalam kondisi seperti ini secara otomatis akar tanaman inang akan berusaha keras untuk mendapatkan air. Pada saat inilah simbiosis antara MVA dan akar tanaman inang berjalan optimal. Hifa-hifa MVA akan tumbuh memanjang untuk membantu akar tanaman inang mencari sumber air.
Topping dan pemaparan sinar matahari
Topping atau pemotongan bagian atas tanaman inang dilakukan dengan hanya menyisakan batang bawah ± 1/4nya.Kondisi ini dikombinasikan dengan melakukan pemaparan tanaman inang di bawah bawah sinar matahari. Kondisi seperti ini akan semakin menekan kondisi fisik tanaman inang dan MVA. Perlahan-lahan tanaman inang akan mati sehingga akan mempengaruhi kondisi MVA. Dalam keadaan yang tidak menguntungkan tersebut MVA akan membentuk struktur tahan berupa spora untuk mempertahankan hidupnya.
Pemanenan
Pemanenan dapat dilakukan setelah tanaman inang mengalami stressing selama 1 (satu) bulan atau ± 3 (tiga) bulan sejak tanam awal. Pemanenan dilakukan dengan cara membongkar tanaman inang dan mengambil bagian akarnya. Akar lalu dipotong kecil-kecil (± 0,5 cm) dan dicampur dengan media tanamnya. Selanjutnya kemas mikoriza beserta media tanamnya dalam kantong plastik dan siap untuk diaplikasikan sebagai pupuk hayati.Bila tidak langsung digunakan maka sebaiknya disimpan dalam lemari es.
Aplikasi di Lapangan
Penggunaan MVA lebih efektif diaplikasikan pada saat pembibitan karena MVA akan segera menginfeksi jaringan akar yang relatif masih muda. Dengan demikian bibit yang akan dipindahkan ke lapang perakarannya telah terlindungi oleh MVA sehingga dapat terhindar dari serangan patogen, khususnya patogen terbawa tanah. Namun dapat pula aplikasi dilakukan pada saat bibit dipindah ke lahan.Caranya yaitu dengan membuat lubang tanam, kemudian mengambil tanahnya dan mencampurnya dengan mikoriza.Dosis yang disarankan minimal 15 – 20 gram/bibit.Aplikasi sebaiknya dilakukan pada waktu sore hari (pukul 16.00 – 17.00 WIB).

0 komentar:

Posting Komentar

AGEN PENDAFTARAN KULIAH S1 DAN S2 MUDAH DAN MURAH SERTA JASA KONSULTASI DAN KETIK SKRIPSI TESIS DAN LAPORAN PKL SISWA HUB SIMBAH WURI http://raraswurimiswandaru.blogspot.com
Ingin widget ini?